Best Display Resolution 1366 X 768

Berita & Artikel


    Informasi berita dan artikel seputar produk dan kegiatan Mitraca

Berita dan Artikel > LISENSI MENJADI KUNCI UTAMA AGEN ASURANSI

BERITA DAN ARTIKEL

11 Juli 2017

LISENSI MENJADI KUNCI UTAMA AGEN ASURANSI

Masifnya kerjasama antara perusahaan asuransi jiwa dan perbankan mengindikasikan jalur pemasaran banccasurance bakal terus meningkat. Kondisi itu yang membuat para agen asuransi harus putar otak untuk mengembalikan eksistensi lini keagenan.

 

Tentu bukan suatu tugas yang mudah untuk memutar balik lagi keagenan menjadi leader dalam kanal distribusi pemasaran asuransi. Dalam hal ini, para agen asuransi dituntut lebih profesional supaya nasabah menganggukkan kepala sebagai ungkapan setuju untuk berasuransi. 

 

Untuk menjadi seorang agen asuransi yang profesional tentu tidak instan atau gratis. Nelly Husnayati, Kepala Departemen Hubungan Antar Lembaga Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), mengatakan untuk menjadi profesional para agen asuransi harus memiliki lisensi.

 

“Lisensi wajib tidak bisa tidak, hal tersebut untuk memproteksi nasabah. Agen tidak bisa menjual tanpa lisensi,” kata Nelly dalam seminar agen asuransi. Tidak hanya sampai disitu, dia mengungkapkan setelah mendapatkan lisensi agen asuransi harus mengikuti program lanjutan yaitu Continues Professional Development, sehingga para agen asuransi dapat mengembangkan kompetensi baik dalam pelayanan maupun pengetahuan produk. 

 

Meski dari segi pendapatan premi asuransi, lini keagenan sudah mulai menyusut dibandingkan dengan bancassurance. Pihaknya mengaku optimis keagenan tetap mampu bertumbuh apabila agen asuransi terus meningkatkan profesionalismenya. Apabila penetrasi asuransi di Indonesia masih kecil dibawah 3%. “Seharusnya ini jadi potensi para agen. Agen asuransi masih menjadi tulang punggung,” katanya. Menurutnya, agen asuransi merupakan pekerjaan mulia. Agen masih dinilai penting untuk memberikan edukasi secara intensif kepada nasabah. Pasalnya peran agen asuransi tidak hanya sebagai penjual produk namun mengedukasi.

 

AGEN BERLISENSI NAIK

 

Berdasarkan data yang dihimpun AAJI, pertumbuhan jumlah agen asuransi berlisensi terus meningkat. Sebanyak 414.900 agen pada 2014 meningkat menjadi 512.600 agen, pada 2016 meningkat kembali menjadi 543.100 agen. “Kami berencana juga mempercepat untuk merealisasikan program dari OJK 10 juta agen asuransi dengan mengadakan roadshow,” katanya. Yasril Y. Rasyid, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) periode 2015-2017 menambahkan berbeda dengan agen asuransi jiwa, agen asuransi umum bukan dari keagenan. “Di asuransi umum baru menyumbang 28 ribu agen asuransi,” katanya.

 

Guna lebih meningkatkan kinerja keagenan, Yasril mengungkapkan agen juga harus mulai berubah dan kreatif dalam memanfaatkan teknologi digital. Pasalnya dengan perkembangan teknologi dapat menjadi sebuah tantangan dan ancaman. Pihaknya mencontohkan banyaknya e-commerce yang muncul saat ini, dapat menjadi sebuah wadah atau market place untuk agen. Agen asuransi dapat menjual produk melalui kerjasama dengan channel tersebut. “Banyak modus yang berbeda dengan teknologi digital, PAAI (Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia) juga harus bisa mengantisipasi hal tersebut, supaya agen dapat menjadi agregator di e-commerce,” jelas Yasril.

 

Hal senada diungkapkan Donny Adi Wiguna, ketua bidang Pelatihan PAAI. Dia mengatakan dalam globaliasai produk asuransi terdapat big data yang memungkinkan pembeli dan penjual tanpa melakukan tatap muka sampai dengan pengambilan keputusan. “Harus ada kekuatan mengumpulkan yang berbeda. Agen tidak bisa bekerja dengan cara yang lama, harus lebih profesional,” katanya. 

 

Selain itu, Tri Djoko Santoso, Chairman Financial Planning Standard Boards Indonesia menambahkan agen asuransi juga harus mulai memetakan potensi pasar yang disasar, seperti masyakarat middle class. “Harus lebih tahu pasar dimana ia (agen) akan masuk. Karena semakin tinggi edukasi masyarakat pasti akan semakin membutuhkan produk keuangan,” kata Tri Djoko. Menurutnya, pasar masyarakat menengah menjadi potensi besar para agen asuransi. Pasalnya berdasarkan survei, terdapat 135 juta masyarakat menengah sampai dengan tahun 2030. 

 

Oleh karena itu, agen asuransi harus meningkatkan awareness terhadap profesinya supaya dapat berkompetisi. “Kompetisi disini bicara kualitas, meski agen ada sebanyak 10 juta namun ada 5 yang fraud, semua juga akan kena dampak, jelasnya. Dari berbagai sumber 

 

 

JADWAL TRAINING

ARTIKEL TERBARU


26 April 2024

Agency News Edisi April 2024

Selengkapnya


01 April 2024

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H

Selengkapnya


31 Maret 2024

Jadwal Training April 2024

Selengkapnya